Dampak negatif ialah suatu hal tidak baik yang
muncul akibat dari suatu proses atau kejadian. Dimana dampak ini tentunya
merugikan bagi sang pengguna. Sedangkan etiologi merupakan studi tentang
penyebab, dan faktor etiologi berarti faktor penyebab. Serta yang dimaksudnya
dengan neuropsychological ialah suatu kemunduran perilaku akibat adanya
kerusakan otak. Dan neuropsychological model ialah seorang individu akan
diklasifikasikan sebagai pecandu internet asalkan ia memenuhi dari 3 kondisi berikut,
akan merasa akan lebih mudah mencapai aktualisasi diri secara online daripada
di kehidupan nyata, akan pengalaman dysporia dan depresi setiap kali akses ke
internet yang rusak atau mengalami gangguan dan yang ketiga ialah orang
tersebut akan mencoba diam-diam menggunakan internet dari anggota keluarga atau
sekitarnya.
Jadi bisa
kita telaah dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas. Inti dari
pembahasan kali ini ialah adanya dampak negatif dalam penggunaan internet
berdasarkan faktor etiologi atau faktor penyebab dengan neuropsychological
model. Dimana yang menjadi penyebab disini ialah karena sudah terbiasa
menggunakan internet untuk apapun / kebiasaan, sehingga si pengguna tidak bisa
lepas dari internet. Dan akhirnya mengakibatkan si pengguna mengalami perubahan
perilaku dari yang selalu berinteraksi dengan orang sekitar secara nyata
menjadi hanya mau berinteraksi dengan orang-orang di dunia maya. Atau menjadi
tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar karena sudah terlalu asyik dengan
dunianya sendiri di dalam internet, apabila orang tersebut sudah mengalami
kecanduan internet yang sangat parah.
Contoh-contoh akibat tersebut timbul tidaklah lain
karena hanya asyik menggunakan internet saja. Melainkan dari kebiasaannya
tersebut akhirnya didalam otak / syarafnya mengalami gangguan atau kerusakan.
Dari kebiasaan tersebut, maka otak dan syarafnya hanya dapat terfokus pada
hal-hal internet saja. Tidak ada yang hal-hal lain yang dapat dipikirkan oleh
otaknya, jika orang tersebut benar-benar mengalami kecanduan level atas.
Itulah sekilas mengenai dampak negatif penggunaan
internet berdasarkan faktor etiologi dengan neuropsychological model. Sang
pengguna bisa menjadi anti sosial (ansos) karena sudah terlalu asyik dan nyaman
dengan internetnya, menjadi tidak peduli akan lingkungan sekitarnya yang nyata,
ataupun menjadi pendiam / tertutup di dunia nyata tapi aktif dan selalu
bersuara di dunia maya. Dan masih banyak lagi dampak-dampak lainnya yang tidak
bisa dijelaskan satu per satu.
Sejarah
komunitas online (Social Network)
Pemanfaatan Teknologi
Informasi Komunikasi (TIK) di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa
seiring kemajuan pesat teknologi itu sendiri. Pengguna sosial media seperti
Facebook, Twitter, Blog, You Tube, Koprol, Kaskus, MIG33 meningkat tajam di
Indonesia. Data dari PB+ 2010 menyebutkan bahwa pengguna Blog di Indonesia
hampir mencapai 2 juta orang,sedang pengguna Facebook di Indonesia mencapai 25
juta orang per Juli 2010,bahkan pengguna Twitter di Indonesia berada diperingkat
6 dunia (2,41% dari total pengguna twitter dunia). Ini membuktikan bahwa orang
Indonesia sangat gemar untuk berinteraksi dan berteman. Dari
interaksi-interaksi yang intens antar sesama pengguna sosial media,terciptalah
beragam komunitas online. Berbicara tentang komunitas,ada baiknya kita
mengetahui dulu apa arti dari komunitas itu. Komunitas adalah kumpulan orang
yang saling berinteraksi diantara anggotanya berdasarkan adanya kesamaan.
Komunitas terbentuk bisa karena kesamaan asal daerah dari anggotanya (misal:
Paguyuban Madura,Komunitas Lampung,Komunitas Anak Medan), kesamaan nama (misal:
Komunitas Asep), kesamaan hobby (misal: Komunitas Mancing Mania,Komunitas
Parkour), kesamaan profesi(misal: Lawyer Club, Ikatan Akuntan Indonesia),
kesamaan menggunakan produk tertentu (misal : Komunitas Yamaha Club,Komunitas
Honda Tiger), kesamaan ngefans klub olahraga (misal : komunitas MU Mania,Jak
Mania), kesamaan menggunakan platform online tertentu (misal: Komunitas
Blogger, Tweeps, Facebooker). Sebuah komunitas harus melakukan kegiatan rutin
yang menandakan bahwa komunitas itu eksis. Dengan kata lain sebuah komunitas
tanpa kegiatan menandakan komunitas itu mati. Beberapa contoh kegiatan rutin
komunitas:Komunitas Parkour Jakarta rutin melakukan latihan fisik di Senayan
setiap weekend, Komunitas Sepeda Onthel rutin ngumpul dan bersepeda ria saat
Car Free day, Komunitas B-H-I rutin nongkrong bareng Jumat malam di seputar
Bunderan HI. Tentunya orang-orang yang bergabung dalam sebuah komunitas
melakukan satu kegiatan bersama dalam suasana bersahabat dan menyenangkan..
KOMUNITAS ONLINE dan KEUNIKANNYA Komunitas online merupakan komunitas yang
mempunyai keunikan tersendiri. Dibilang unik karena para anggota didalam sebuah
komunitas online bisa secara bersama-sama melakukan suatu aksi tanpa harus
berkumpul di satu tempat. Onliner New
York,Denpasar,Palu,Jakarta,Seoul,Semarang,Surabaya,Bandung yang bergabung dalam
sebuah komunitas dapat melakukan satu aksi kampanye secara berbarengan melalui
internet (contoh: Kampanye anti Global Warming,kampanye dukung Pulau
Komodo,kampanye gemar membaca buku). Namun onliner juga manusia,merasa tak
afdol jika belum berinteraksi langsung secara fisik dengan onliner lainnya.
Terjadilah pertemuan para onliner di dunia nyata yang umumnya dinamakan Kopdar.
Kopdar adalah suatu bentuk komunikasi nyata pelaku dunia maya dimana orang yang
ikut kopdar itu bisa saling berkenalan secara pribadi atau sharing ilmu dan
pengalaman. Tak bisa dipungkiri bahwa secara psikologis jika sesorang rutin
bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai kesamaan minat di
sebuah komunitas akan menimbulkan ikatan emosional tersendiri dihati orang
tersebut terhadap komunitasnya. Macam- macam komunitas online: 1. Facebook 2.
Twitter 3. Kaskus 4. Dll Kemampuan komunitas online untuk menyatukan manusia
dalam ruang lingkup global bisa mendatangkan banyak manfaat Tetapi berhati-
hatilah karena cakupannya yang terlalu besar. Komunitas online bisa menjadi
tempat strategis bagi para penjahat untuk mengincar anda. Yang sering terjadi
biasanya adanya pencurian identitas dan pelecehan. Kebanyakan korbannya adalah
anak- anak. Selain itu banyak psikolog yang mengkhawatirkan bahwa terlalu
banyak berinternet membuat orang melupakan kehidupan nyata di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar